Cari Makalah Disini

...............................................................................

HERNIA

A. PENGERTIAN

Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut (Griffith, 1994).

Pengertian Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal malalui sebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246).

Herniaa adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000 : 216). Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut(Nettina, 2001 : 253).

B. ETIOLOGI
- Ketidak patensian rongga yang tidak sempurna.
- Anomaly kongenital atau karena sebab yang didapat.
- Adanya prosesus vaginalis yang terbuka
- Peninggian tekanan didalam rongga abdomen
- Kelemahan otot dinding abdomen.


C. PATOFISIOLOGI

D. MANIFESTASI KLINIS
a. Berupa benjolan keluar masuk/keras.
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan.
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi.
d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi kandung     kencing.

E. KOMPLIKASI
    Akibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
  1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantung hernia sehingga isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini disebut hernia ingunalis lateralis ireponibins pada keadaan ini belum gangguan penyaluran isi usus, isi hernia yang menyebabkan ireponibilis adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia.
  2. Terjadi tekanan terhadap cincin hernia, akibat makin benyaknya usus yang masuk cincin hernia relatif semakin sempit dan menimbulkan gangguan isi perut, ini dsebut hernia inguinalis lateralis inkarserata.
  3. Bila hernia dibiarkan maka akan timbul edema dan terjadi penekanan pembuluh darah sehingga terjadi nekrosis keadaan ini disebut hernia ingunalis lateralis stranggulasi, terjadi karena usus berputar (melintar) pada keadaan inkarserasi dan stranggulasi maka timbul gejala illeusmuntah, kembung dan obstipasi pada stranggulasi nyeri hebat daerah tonjolan menjadi lebih merah dan penderita sangat gelisah.



F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah :
- Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
- Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Secara konservatif (non operatif)
a. Reposisi hernia
    Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan.
b. Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara.
2. Secara operatif
a. Hernioplasty
Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasty sering dilakukan pada anak-anak
b. Hernioraphy
Pada bedah elektif,  kanalis dibuka,  isi hernia  dimasukkan    kantong  diikat, dan dilakukan basiny plasty atau tehnik yang lain untuk   memperkuat  dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa.
c. Herniotomy
Seluruh herni a dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan  pada  klien dengan hernia yang sudah nekrosis.
3.    Perawatan untuk post operasi
a. Hindari penyakit yang mungkin terjadi yaitu: Perdarahan, Syok, Muntah,  Distensi,  Kedinginan, Infeksi, Dekubitus, Sulit buang air kecil.
b. Observasi keadaan klien.
c. Cek TTV.
d. Cuci luka dan ganti balutan operasi sesuai pesanan dokter.
e. Perhatikan drainase.
f. Penuhi nutrisi.
g. Mobilisasi diri
    - Perawatan tidur dengan sikap Fowler (sudut 450-600).
    - Hari kedua boleh duduk (untuk herniotomi hari ke-5).
    - Hari ketiga boleh jalan (untuk herniotomi hari ke-7).
h. Diet
   - Hari 0: Bila pengaruh obat anestesi hilang boleh diberi minum sedikit-sedikit
   - Hari 1: Diet Vloiher (herniotomi diet sama dengan post laparatomi)
   - Hari 2: Diet bubur saring
   - Hari 3: Berturut-turut diet ditingkatkan.

H. KONSEP DASAR
1. Pengkajian
Pengkajian pasien meliputi :
a.       Sirkulasi:
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edemapulmonal, penyakit vascular perifer, atau stasisvascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).
b.      Integritas ego:
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ;factor-faktor stress multiple, misalnya financial,hubungan, gaya hidup.
Tanda : Tidak dapat istirahat, peningkatan  ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.

c.       Makanan / cairan:
Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia atau ketoasidosis) ; malnutrisi (termasukobesitas) ; membrane mukosa yang kering(pembatasan pemasukkan / periode puasa praoperasi).

d.      Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
e.       Keamanan:
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan,plester, dan larutan.
f.       Defisiensi immune(peningkaan risiko infeksisitemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kankerterbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermiamalignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dandapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
g.      Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid,antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid,antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atauobat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakanginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensialbagi penarikan diri pasca operasi).

2. Diagnosa Keperawatan (post operasi)
a.    Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.
b.    Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
c.    Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
d.   Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.
Kriteria Hasil :- klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
-tanda-tanda vital normal
-pasien tampak tenang dan rileks.


INTERVENSI

RASIONAL

·         Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala  nyeri
·         Anjurkan klien istirahat ditempat  tidur

·         Atur posisi pasien senyaman mungkin

·         Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam.
·         Kolaborasi untuk pemberian analgetik.



·         Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
·         Istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri
·         posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
·         relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman
·         analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.



b.  Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
Tujuan : tidak ada infeksi
Kriteria hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
- luka bersih tidak lembab dan kotor.
- Tanda-tanda vital normal.




INTERVENSI

RASIONAL
·         Pantau tanda-tanda vital.





·         Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.
·         Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll
·         Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb danleukosit.

·         Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

.

·         Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besarkemungkinan adanya gejala infeksi karena tubuhberusaha intuk melawan mikroorganisme asing yang masuk maka terjadi peningkatan tanda vital.
·         perawatan luka dengan teknik aseptic mencegah risiko infeksi.
·         untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.

·         penurunan Hb dan peningkatan jumlahleukosit dari normal membuktikan adanya tanda-tanda infeksi.
·         antibiotic mencegah perkembangan mikroorganisme patogen.




c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
     Tujuan : pasien dapat tidur dengan nyaman
Kriteria hasil :- pasien mengungkapkan kemampuan untuk tidur.
 - pasien tidak merasa lelah ketika bangun tidur
  - kualitas dan kuantitas tidur       normal.

INTERVENSI

RASIONAL

·         berikan kesempatan untuk beristirahat / tidursejenak, anjurkan latihan pada siang hari, turunkanaktivitas mental / fisik pada sore hari.

·         Hindari penggunaan ”Pengikatan” secara terus menerus

·         Evaluasi tingkat stress orientasi sesuai perkembangan hari demi hari.



·         lengkapi jadwal tidur dan ritoal secara teratur.Katakan pada pasien bahwa saat ini adalah waktu untuk tidur.



·         Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi dan masase punggung
·         Turunkan jumlah minum pada sore hari. Lakukan berkemih sebelum tidur.

Kolaborasi
·         berikan obat sesuai indikasi : Antidepresi, sepertiamitriptilin (Elavil); deksepin (Senequan) dantrasolon (Desyrel).





·         Koral hidrat; oksazepam (Serax); triazolam (Halcion).



·         Hindari penggunaan difenhidramin (Benadry1).


·         Karena aktivitas fisik dan mental yang lama mengakibatkan kelelahan yang dapat mengakibatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang meningkatkan waktu tidur
·          Risiko gangguan sensori, meningkatkan agitasi dan menghambat waktu istirahat.
·         Peningkatan kebingungan, disorientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif (sindromsundowner) dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas.
·         Pengatan bahwa saatnya tidur dan mempertahankan kestabilan lingkungan.Catatan :Penundaan waktu tidur mungkin di indikasikan untuk memungkin pasien membuang kelebihan energi dan memfasilitas tidur.
·         Meningkatkan relaksasi dengan perasan mengantuk

·         Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi kekamar mandi/berkemih selama malam hari.


·         Mungkin efektif dalam menangani Pseudodimensia atau depresi, meningkatkan kemampuan untuk tidur, tetapi anti kolinergik dapat mencetuskan dan memperburuk kognitif dalam efeksamping tertentu (seperti hipotensi ortostatik) yang membatasi manfaat yang maksimal.
·         Gunakan dengan hemat, hipnotik dosis rendah mungkin efektif dalam mengatasi insomnia atau sindrom sundowner.

·         Bila digunakan untuk tidur, obat ini sekarang dikontraindikasikan karena obat ini mempengaruhi produksi asetilkon yang sudah dihambat dalam otak pasien dengan DAT ini.
[ Read More ]