Cari Makalah Disini

...............................................................................

KONSEP DASAR KISTA OVARIUM

Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium. (Smelzer and Bare. 2002: 1556)

Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukanterpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Sjamsoehidyat. 2005: 729)
Jenis-jenis kista ovarium terdiri dari:

1.  Kistoma ovari simpleks
Kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.
2.  Kistodema ovari musinosum
Bentuk kista multilokular, biasanya unilateral dan dapat tumbuh menjadi besar.
3.  Kistadenoma ovari serosum
Kista yang berasal dari epitel germinativum, kista ini dapat membesar.
4.   Kista dermoid
Teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan endoterm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis.
        (Arief Mansjoer, dkk. 1999:  38)

.  B.  Etiologi

     Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan-nahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lain-lain.Penyebab lain adalah:
1.    Adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur. (Brunner & Suddarth, 1998: 1556)
2.     Sel telur yang mengalami parthenogenesis (Arief Mansjoeer dkk, 1999: 388)
3.    Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis

C.      Patofisiologi 

Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista di tenga-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapaty berupa kista folikural dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuik FSH dan HCG.
Kista neopalasia dapat tumbuh dari prolifelasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ni adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sec cord sel dan germ cel tumor dari germa sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

D.     Manifestasi Klinik

1.    Teraba masa intraabdominal
2.    Dapat timbul asites
3.     Nyeri mendadak di perut bagian bawah
               (Arief Mansjoer, 1999: 388)
4.    Terjadi penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
5.    Menstruasi yang datang terlambat, timbul disertai nyeri
6.     Perasaan penuh pada abdome
7.    Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek.
8.     Nyeri pinggul pada waktu bersenggama, pada waktu berjalan atau bergerak.
9.      Nyeri pinggul pada waktu menstruasi.
10.     Mual, muntah dan payudara tegang seperti gejala orang hamil.
11.     Infertilitas/tidak subur


F.   Pemeriksaan Penunjang

1.      Hitung darah lengkap :Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
2.       Laparascopi :Untuk melihat perubahan  endometrial
3.       Ultrasonografi untuk melihat keadan kista
(Doengoes, 200: 743)

G.       Penatalaksanaan Medis

Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium:
1. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini deteksinya semakin mudah pengobatannya. Alternatif terapi dapat berupa pemberian pil KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan sendirinya kista tidak akan tumbuh. (Brunner dan Suddarth, 1998: 1556).
2. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi/kista yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang ditemukan pada perempuan menopouse/kista yang menimbulkan rasa nyeri uar biasa lebih-lebih sampai timbul perdarahan. Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi, histerektomi dan secsio caesar


2.      Asuhan Keperawatan

A.    Pengkajian
-        Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data penanggung jawab
-        Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
-        Riwayat Kesehatan
1)   Riwayat kesehatan sekarang
       Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
2)    Riwayat kesehatan dahulu
        Sebelumnya tidak ada keluhan.
3)    Riwayat kesehatan keluarga
        Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
4)     Riwayat perkawinan
  Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya     kista ovarium.
5)     Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista  ovarium.
6)    Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.
7)     Pemeriksaan Fisik
                     Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara    sistematis
Ø  Kepala
1)      Hygiene rambut
2)      Keadaan rambut

Ø  Mata
1)      Sklera            : ikterik/tidak
2)      Konjungtiva  : anemis/tidak
3)      Mata                : simetris/tidak
Ø  Leher
1) pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
Ø  Dada
Pernapasan
1)       Jenis pernapasan
2)       Bunyi napas
3)       Penarikan sela iga
Ø Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
Ø  Ekstremitas
1)  Nyeri panggul saat beraktivitas.
2)   Tidak ada kelemahan.
Ø   Eliminasi, urinasi
1)    Adanya konstipasi
2)    Susah BAK

- Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium : Pemeriksaan Hb
2. Ultrasonografi : Untuk mengetahui letak batas kista.

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Ketakutan/ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan pada status kesehatan. (Marylinn. 1998: 1000)
2.       Nyeri (akut) berhubungan dengan infiltrasi jaringan atau proses penyakit. (Marylinn. 1998: 1005)
3.      Perubahan status nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan distress emosional, kontrol nyeri buruk. (Marylinn. 1998: 1006)
4.      Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan psikologis/emosional berlebihan. (Marylinn. 1998: 100)
5.      Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasn kognitif. (Marylinn.1998: 1018)

C.    Perencanaan 

    Diagnosis 1: Ketakutan/ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan pada status kesehatan.
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan Ansietas tidak terjadi
Kriteria hasil: Klien tampak rileks  Klien dapat menerima keadaannya.

Intervensi mandiri:
a)      Tinjau ulang pengalaman pasirn/orang terdekat sebelumnya tentang kista ovarium.
Rasional: Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasar kan pada pengalaman dan kanker.
b)      Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut, relistis serta kesalahan konsep tentang diagnosis.
c)      Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.
Rasional : Dapat menutunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat kebutuhan berdasarkan realita